Studi Pakan Lengkap Berbasis Limbah Pertanian Yang Mendapat Perlakuan Berbeda Ditinjau Dari Produksi Gas Secara In Vitro, Kecernaan, Energi Metabolis Dan Net Energy”

Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam industri peternakan karena fungsinya dalam memelihara tubuh, baik untuk kebutuhan pokok hidup, reproduksi dan produksi. Ternak ruminansia seperti sapi membutuhkan hijauan sebagai pakan, sedangkan suplai hijauan di Indonesia sering mengalami fluktuasi sehingga pasokan pakan tidak terjamin secara kontinyu. Perlu dilakukan inovasi pembuatan pakan yang ketersediaannya dapat terjamin, murah dan efisien penggunaannya. Keberhasilan pembuatan pakan lengkap dapat ditinjau dari kualitas produksi gas, energi metabolis, net energi dan kecernaan secara in vitro. Perlu dibuat formulasi terbaik untuk menghasilkan pakan lengkap berkualitas baik. Penggunaan daun saga (Adenanthera pavonina L.) merupakan salah satu jenis bahan pakan dalam pembuatan pakan lengkap. Daun saga sudah sering digunakan sebagai komponen pakan sapi potong oleh peternak di Indonesia namun karakteristik nutrisi serta tingkat penggunaannya yang optimum dalam ransum belum pernah dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan daun tanaman saga pohon sebagai komponen pakan lengkap terhadap terhadap produksi gas, energi metabolis, net energy dan kecernaan secara in vitro. Materi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan pakan penyusun pakan lengkap jerami padi (Oryza sativa L), jerami jagung (Zea mays), klobot jagung (Zea mays), daun saga (Adenanthera pavonina L.), dedak padi (Oryza sativa L) dan empog jagung (Zea mays), bahan kimia untuk pengukuran produksi gas dan seperangkat alat untuk analisis produksi gas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok sebagai ulangan. Perlakuan terdiri dari atas 4 ransum pakan lengkap dengan penambahan daun saga yang berbeda, komposisi ransum dalam penelitian ini adalah jerami padi (20 %) + jerami jagung (10 %) + klobot jagung (30 %) + dedak padi (24 %) + empog jagung (16 %) + urea (1%). Level daun saga yang digunakan adalah P0 (0 %), P1 (10 %), P2 (20 %) dan P3 (30 %). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2012 sampai dengan Januari 2013 Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Malang untuk pengukuran produksi gas, kecernaan dari residu dari produksi gas secara in vitro, energi metabolis dan energi neto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan tingkat penggunaan daun saga pohon memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap, produksi gas, dan laju produksi gas. Kesimpulan penelitian ini adalah Penambahan daun saga pohon dalam ransum pakan lengkap menghasilkan perlakuan terbaik pada P2 (20%) memiliki nilai laju potensial produksi gas (nilai b = 388,97 ml dan nilai c = 0,019 ml/jam), nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik (KcBK = 57,31 % dan KcBO = 55,91 %), nilai ME 6,22 Mj/kgBK serta nilai NE 4,35 Mj/kgBK. Saran penelitian ini adalah disarankan dilakukan penelitian dengan menggunakan metode in vivo, agar diketahui tingkat konsumsi dan palatabilitas ternak terhadap ransum pakan lengkap dengan penambahan daun saga pohon